Desa Pinamorongan Siap Jadi Desa Ekowisata Pertama di Sulut, Kelompok Tani “Watuleley” Produksi Teh Serai Herbal

MINSEL, Inspirasisulut.com – Wakil Bupati Minahasa Selatan, Brigjen TNI (Purn) Theodorus Kawatu, S.IP., menghadiri kegiatan pelatihan dan pendampingan pemanfaatan tanaman serai menjadi teh celup herbal, Selasa (19/08/2025), di Desa Pinamorongan, Kecamatan Tareran. Kegiatan ini menjadi tonggak awal menuju transformasi Desa Pinamorongan sebagai desa ekowisata pertama di Provinsi Sulawesi Utara.
Pelatihan yang berlangsung pada 11–12 Agustus 2025 ini digelar untuk Kelompok Tani “Watuleley”, yang menjadi mitra sasaran dalam program Transfer Iptek Pengabdian PKM BIMA Kemendikbudristek Saintek Tahun 2025. Dalam kesempatan itu, kelompok tani juga menerima bantuan berupa mesin penggiling serai dan oven pengering, guna mendukung proses produksi teh celup herbal.
Dari Serai Menjadi Teh, Dari Desa Menjadi Destinasi
Program ini bertujuan untuk mengolah serai menjadi produk teh celup yang higienis, memiliki nilai ekonomi, dan berdaya saing pasar. Selain itu, program ini juga mendorong pemberdayaan kelompok tani lokal dalam produksi, pengemasan, hingga pemasaran produk herbal khas Desa Pinamorongan.
Lebih dari sekadar pelatihan, inisiatif ini menjadi langkah strategis menjadikan Desa Pinamorongan sebagai destinasi agrowisata berbasis tanaman herbal dan produk lokal. Wisatawan nantinya tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga terlibat dalam aktivitas edukatif seputar pengolahan teh serai dan pengenalan tanaman herbal.
Dukungan Pemerintah dan Akademisi
Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh penting, di antaranya Sekretaris TP PKK Kabupaten Minahasa Selatan Dr. Rine Kaunang, SP., MBA., Ketua Tim Pelaksana Dr. Herry F. Pinatik, STP., M.Si., beserta tim teknis dari civitas akademika Unsrat Manado, para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat Desa Pinamorongan.
Wabup Theodorus Kawatu menyampaikan apresiasinya atas semangat kelompok tani dan seluruh pihak yang terlibat. Ia berharap program ini dapat menjadi pemantik produktivitas ekonomi masyarakat desa, sekaligus bagian dari solusi menghadapi tantangan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Kami berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ini bukan hanya tentang teh serai, tapi tentang bagaimana Desa Pinamorongan bisa menjadi pionir ekowisata herbal di Sulawesi Utara,” ujar Wabup Kawatu.
Membangun Masa Depan Desa Lewat Kolaborasi
Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat ini diharapkan mampu menciptakan dampak berkelanjutan bagi kesejahteraan warga dan kemajuan daerah. Ketua Kelompok Tani “Watuleley”, Bpk. Victor Pelealu, juga menyampaikan komitmennya untuk terus mengembangkan usaha pengolahan teh serai ini agar bisa menjadi produk unggulan desa.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan semua pihak, Desa Pinamorongan kini berada di jalur yang tepat menuju transformasi sebagai desa ekowisata unggulan Sulawesi Utara—yang bukan hanya menawarkan panorama alam, tetapi juga cita rasa dan pengalaman lokal yang autentik.
(sivriet)