Proyek Pagar SD Negeri 2 Amurang Disorot: Asal Jadi, Warga Pertanyakan Integritas Dinas Pendidikan

MINSEL, Inspirasisulut.com – Proyek pagar SD Negeri 2 Amurang yang dikerjakan CV. CRISBY dengan anggaran Rp199 juta lebih dari APBD 2024 kembali menuai sorotan tajam warga. Proyek yang sedianya menjadi upaya memperindah dan memperkuat fasilitas sekolah justru dinilai dikerjakan asal-asalan, diduga tidak sesuai spesifikasi, dan bahkan sarat kejanggalan.
Pagar Ditumpangkan di Fondasi Lama
Hasil pantauan warga menunjukkan pagar tersebut hanya ditumpangkan di atas fondasi lama. Plesteran dikerjakan asal jadi, bentuk pagar tidak simetris, dan gapura sekolah terlihat kasar serta belum rampung. Kondisi ini dinilai memalukan karena SD Negeri 2 Amurang berada di jalur Trans Sulawesi, salah satu etalase publik Kabupaten Minahasa Selatan.
“Pagar ini cuma ditimpa di fondasi lama, tidak akan kuat. Kalau dilewati truk besar tiap hari, pasti cepat retak dan roboh,” ungkap seorang warga, Kamis (18/09/2025).
Proyek Tersendat karena Tukang Mundur
Informasi lain mengungkap, pengerjaan sempat mandek hampir dua minggu akibat gonta-ganti tukang. Sejumlah pekerja dari Manado mundur hanya setelah sepekan bekerja karena persoalan harga borongan yang berbeda dengan kesepakatan awal.
Kondisi ini memperkuat dugaan warga bahwa manajemen proyek tidak profesional dan lebih mementingkan keuntungan dibanding kualitas pekerjaan.
LSM: Ada Dugaan Main Mata
Ketua LSM Komunitas Pemburu Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) Sulut, Jusak Poludu, menilai proyek ini penuh kejanggalan. Ia menegaskan agar aparat penegak hukum (APH) segera turun tangan memeriksa pelaksanaan proyek.
“APH harus menyelidiki. Jangan sampai ada kongkalikong antara kontraktor dan pihak terkait. Kalau dibiarkan, rakyat yang dirugikan karena anggaran ratusan juta hanya menghasilkan bangunan murahan,” tegas Poludu.
Ia juga menyoroti kontraktor utama yang justru melimpahkan pekerjaan ke subkontraktor tanpa pengawasan ketat. Praktik seperti ini, menurutnya, membuka celah pekerjaan tidak sesuai RAB dan rawan mark-up anggaran.
Dinas Pendidikan Diduga Tutup Mata
Ironisnya, meski proyek pagar ini sudah mendapat sorotan luas, subkontraktor bernama Eti masih menangani proyek renovasi SD Negeri 2 Amurang lainnya. Fakta ini semakin memicu kecurigaan publik bahwa Dinas Pendidikan Minsel tidak melakukan pengawasan serius dan seolah membiarkan kontraktor melenggang tanpa koreksi.
Sorotan publik kini mengerucut pada satu pertanyaan: apakah proyek ini sekadar “pagar sekolah” atau justru simbol pagar moral yang runtuh akibat lemahnya pengawasan dan dugaan permainan anggaran?
(red)