MODOINDING, MINAHASA SELATAN — Sebuah unggahan di media sosial mendadak bikin geger warga Desa Mokobang. Dalam postingan Facebook milik seorang warga bernama Linda Ingrit Mamesah, disebutkan bahwa beras bantuan sosial yang diterima masyarakat diduga mengandung plastik.
Tak ingin isu ini makin liar dan menimbulkan keresahan, Pemerintah Desa Mokobang langsung bergerak cepat. Pada Jumat (08/08/2025), Hukum Tua Ketty Timbuleng bersama jajarannya turun langsung ke rumah penerima bantuan untuk membuktikan kebenarannya.
Mereka mendatangi rumah Servi Manopo, salah satu penerima bantuan beras. Di sana, dilakukan uji coba sederhana namun meyakinkan: beras dimasak langsung di atas belanga goreng —teknik tradisional yang dipercaya mampu menunjukkan apakah beras tersebut benar-benar alami atau mengandung bahan plastik.
Hasilnya? Beras tetap utuh dan matang seperti biasa. Tidak meleleh, tidak mencair.
“Kami sendiri yang menyalurkan beras ini. Dan setelah kami uji langsung di rumah warga, hasilnya jelas. Ini beras asli, bukan plastik seperti yang dituduhkan,” tegas Hukum Tua Ketty Timbuleng.
Keluarga penerima bantuan pun angkat suara. Ibu Yet, yang ikut menyaksikan proses pengujian, menepis semua isu negatif.
“Kami akan masak, makan, dan konsumsi beras ini. Tidak ada yang aneh. Aman dan layak dikonsumsi,” ucapnya dengan yakin.
Pemerintah Desa Mokobang juga mengimbau warga agar tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Mereka menekankan pentingnya konfirmasi sebelum membagikan kabar yang berpotensi memicu keresahan.
“Kalau ada keluhan atau pertanyaan, silakan datang langsung ke kantor desa. Jangan langsung unggah ke media sosial tanpa bukti, karena bisa menyesatkan dan merugikan banyak pihak,” tutup Ketty Timbuleng.
Isu pun reda. Kepercayaan warga kembali pulih. Dan yang terpenting, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa transparansi dan tindakan cepat adalah kunci melawan hoaks di era digital.
